Sabtu, 08 Desember 2012

Hama Tanaman Padi di Sawah

a) Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).

Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

baca selengkapnya »»

Budidaya kakao semanis buah cokelatnya

Posted on September 10, 2011 at 9:30 AM



 Kakao adalah komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman yang merupakan bahan baku cokelat ini dapat berbuah sepanjang tahun. Makanya, banyak petani kepincut membudidayakannya. Seorang pembudidaya kakao di Semarang meraup omzet Rp 2 miliar per bulan.

Kakao atau Theobroma cacao L., merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dengan kultur tanah dan iklim di Indonesia. Tanaman ini termasuk golongan tumbuhan tropis.

baca selengkapnya »»

Senin, 09 Juli 2012

Hama penyakit pada tanaman

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan.
 http://buttmkp.deptan.go.id/portal/index.php?option=com_content&view=article&id=1:hama-tanaman&catid=35:artikel-tumbuhan&Itemid=55
 

baca selengkapnya »»

Selasa, 31 Januari 2012

Pertanian turut menyelamatkan ekonomi nasional

Ketika sektor industri manufaktur terpuruk akibat krisis moneter diakhir tahun 1990'an, Indonesia kembali mengandalkan ekspor komoditi primer yang dianggap memiliki nilai tambah yang rendah. Banyak kalangan yang mengkritisi keadaan ini karena dianggap sudah bukan jamannya lagi pada masa kini negara hanya menjual bahan baku.

Negara tetangga sesama ASEAN yang ekonominya meningkat pesat sangat mengandalkan ekspor industri manufaktur untuk menunjang pertumbuhan ekonominya seperti misalnya yang dilakukan oleh Malaysia, Singapura dan Thailand.



.
sumber: http://www.datacon.co.id/Seed-2009Fokus.html
Ketiga negara tersebut sangat export oreinted bukan hanya untuk produk manufaktur tapi juga untuk produk pertanian. Indonesia dianggap terbelakang karena belum sepenuhnya ekspor oreinted, bahkan untuk produk perkebunan seperti Crude Palm Oil (CPO) juga perdaganganya masih diatur dengan mendahulukan pasar dalam negeri melalui pengenaan pajak ekspor.sumber: http://www.datacon.co.id/Seed-2009Fokus.html

Kebijakan tersebut selama ini dianggap kurang mendukung perekonomian karena kurang mendorong pengusaha untuk mengembangkan ekspornya. Namun ternyata ada sisi positif dari kondisi ini. Ketika krisis finansial global terjadi yang telah mendorong melambungnya harga komoditi primer, Indonesia turut menikmati keuntungan karena harga CPO, karet, kakao maupun barang tambang seperti batubara, timah, dan nikel yang meningkat tinggi menyebabkan meningkatnya devisa yang masuk.

Setelah puncaknya harga minyak tercapai pada pertengahan Juli 2008 berbagai harga berbagai komoditi primer kemudian juga menurun karena kelesuan ekonomi di negara maju sebagai pasar tujuan ekspor utamanya. Negara yang merasakan dampak negatif peristiwa itu terutama negara eksportir produk manufaktur, karena volume dan nilai pasarnya yang segera anjlok.

Singapura yang sangat bergantung pasar ekspor paling merasakan dampak negatif sehingga ekonominya mengalami kontraksi sampai - 10% awal tahun 2009, demikian juga Thailand yang mulai memasuki maswa resesi ekonomi setelah dalam dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif. Malaysia juga menghadapi hal yang sama sehingga mulai mengurangi tenaga kerja asing yang selama ini mendukung kegiatan ekonomi mereka.

baca selengkapnya »»